“SESAK”

Aku tak paham rasa takutmu

Adakah ancaman di balik suksesku?

Berabad-abad sudah berlalu

Ah, ternyata kau masih seperti yang dulu

 

Khawatirmu, aku bakalan angkuh

Aku akan lupa diri dan lantas menindasmu

Ah, lagi-lagi kau mengeluh

Dari dulu, argumenmu masih yang itu-itu

 

Kapan kamu sudi membuka mata, hati, dan benakmu?

Ah, harga dirimu masih terjebak di masa lalu

hingga mengerdil oleh bekunya waktu

sementara kamu masih berusaha mencegahku maju

 

Ah, kamu masih di situ-situ

sementara aku sudah lelah dan muak, tahu?

Kamu sudah terlalu lama, terlalu biasa menindasku

hanya karena merasa itu hak dan kewajaranmu

 

Jujur, paranoia-mu yang membuatmu angkuh

Aku takut berakhir dalam penjara buatanmu, bukannya tak membutuhkanmu

Mampukah kamu memandangku sebagai manusia yang juga utuh?

Jika benar memang cinta, harusnya sesakku ini membuatmu luluh

 

Sekarang, biarkan aku sebentar dengan buku-buku

Kalau masih takut atau enggan berdiskusi denganku,

di belakangku ada pintu

Ya, kamu bisa keluar dari situ

 

Ya, aku membebaskanmu…

 

R.

(Jakarta, 21 April 2016 – 14:30)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.