Renungan Kalbu

merenung

pernahkah kau sejenak sandarkan kepala
menatap warna biru terhampar diangkasa
melepas segala beban dan hasrat mendera
mengalir begitu deras tanpa pernah terasa

sudikah kau sesaat saja luangkan waktumu
bersenandung bersama belalang diantara rumput hijau
bercanda tawa dengan kumbang dan kupu-kupu
bercerita tentang anak angsa bermain dibibir danau

tidakkah kau merasa rindu
memeluk kedamaian alam
menepi dari pusaran angin
berteduh dari derasnya hujan

bukankah sudah cukup banyak waktu
terbuang bersama impian tak berbatas
menukik tajam hingga kandas disela batu
tinggalkan pesan pada selembar daun talas

tidakkah kau mampu memandang
disudut lekuk pegunungan
dipucuk urat dedaunan
sinar mentari nampak letih tuk berpijar

tidakkah kau mendenger suara gemericik air
yang mengalir lembut di tepian ladang padi
terasa sejuk membasahi nadimu yang panas
membasuh wajahmu yang tak lagi bersahaja

sejenak kau akan tertidur pulas
bermimpi tentang cinta suci
menepis segala rasa culas
bertabur keindahan yang sejati

dan manakala kau terbangun
kau akan temukan dunia berbeda
dari segala yang pernah kau saksikan
kaupun akan menyadari sepenuh hati
bahwa tak kan ada gunanya lagi
benyanyi lagu tentang keindahan
sedangkan dalam hati kau mengakui
bahwa kau telah berdusta selama ini..

.oOo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.