Puisi Terakhir 13 April

kuputerbang

aku seorang wanita
usiaku masih kepala tiga
sudah punya keluarga
dikaruniai anak dua

aku bekerja sebagai dosen
di sebuah universitas negeri
mengajar sejak hari senen
berangkat pagi pulang sore hari

disela sela kesibukanku
aku punya akun facebook
untuk melepas kejenuhanku
bila kerjaan lagi menumpuk

suatu ketika ada friend request
seperti biasa aku add tak pandang bulu
tapi lama lama ada yang tak beres
dia  selalu berkomentar di statusku

kemudian dia mulai berani mengirim pesan
dirangkainya untaian kata dalam puisi
aku membacanya  jadi terkesan
tulisan syairnya indah sekali

dia mengaku suka dengan gayaku
tulisanku dinilai ramah dan sopan
padahal memang itu kebiasaanku
agar tak ada yang merasa tersepelekan

hari demi hari seperti biasa
dia selalu hadir dengan puisinya
dia merangkai kata begitu indahnya
aku jadi tersanjung karnanya

aku sempat bertanya
mengapa dia lakukan itu
katanya sekedar berbagi cerita
dia tak mau berharap sesuatu

aku makin penasaran dibuatnya
jangankan bertemu muka
suaranya pun belum pernah kudengar
aku sungguh dibuatnya terkapar

aku terperangkap jala puisinya
meluluhlantakkan hatiku
akupun jadi tak bardaya
dia serasa menjadi kekasih gelapku

waktu berlalu sebulan kemudian
nada puisinya tak seperti biasa
seakan dia ingin menyampaikan
bahwa dirinya sudah mulai bosan

aku tak mau menanggapinya
barangkali dia sedang galau
dengan urusan rumah tangga
yang katanya agak kacau

hingga pada suatu hari
seharian dia sama sekali tak muncul
inbox ku kosong tak berisi
hal ini membuat hatiku masygul

hari berikutnya masih sama juga
hingga seminggu tak ada kabarnya
aku jadi bertanya tanya ada apa
menangis sendiri aku serasa putus cinta

ingin tahu  yang terjadi sebenarnya
aku mencoba mambaca  status fb nya
betapa terkejutnya aku temukan ungkapan duka cita
seminggu yang lalu dia telah meninggal dunia

remuk redam hatiku saat membaca
airmataku bercucuran kemana mana
kekasih hatiku ternyata telah tiada
tanpa pernah ada kabar berita

hari hari terus terlewat
akupun rindu membaca puisi puisinya
tapi aku agak sedikit heran
ada pesan yang belum sempat kubaca
padahal aku berulang kali memantau pesan masuk
mungkin saja itu akibat koneksi internet yang buruk

buru buru aku membaca pesan itu
pada bait terakhir puisinya tertulis :

bila nampak awan kelabu
akan turun hujan gerimis
bunga kamboja merebak harum
menunggu jatuh ke tanah

bila sudah tiba waktuku
janganlah kau menangis
sebab aku disana tersenyum
karna ku tlah bertemu denganNya

menangislah aku sejadi jadinya
ketika kulihat pesan itu
terkirim pada tanggal 13 april
hari terakhir dia hidup didunia

;oOo.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses