Di dalam dunia perpolitikan kita sering mendengar dengan istilah “oligarki”. Lantas, apa itu oligarki?
Oligarki berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oligarkhes”, yang artinya sedikit memerintah.
Secara sederhana oligarki dapat diartikan struktur pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh sekelompok orang yang selalu mengendalikan kekuasaan untuk mewujudkan keinginan mereka sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), oligarki diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
Oligarki juga dapat diartikan suatu bentuk pemerintahan dalam sebuah negara yang kekuasaannya dipegang oleh kelompok tertentu. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan yang memiliki pengaruh kuat karena kekayaan, pendidikan, hingga hubungannya dengan pemerintahan dan militer.
Adapun pengertian oligarki menurut Plato adalah bentuk pemerosotan dari pemerintahan aristokrasi. Pemerintahan oligarki dipimpin dengan cerdik dan pandai oleh segolongan kecil elite demi kepentingan mereka sendiri.
Sementara itu, Aristoteles menjelaskan oligarki sebagai kekuasaan yang dipegang oleh segelintir orang dan menganggapnya sebagai manifestasi dari pemerintahan yang buruk. Alasannya karena oligarki cenderung bersifat elitis, eksklusif, beranggotakan kaum kaya, dan tidak memperdulikan kebutuhan masyarakat banyak.
Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Oligarki
Ada beberapa ciri sistem pemerintahan oligarki, antara lain:
- Uang dan kekuasaan tidak dapat dipisahkan
Dalam pemerintahan oligarki, kekayaan dan kekuasaan sangat mempengaruhi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan. Jadi, oligarki tidak dapat dipisahkan dari uang dan kekuasaan.
- Kekuasaan hanya dikendalikan oleh kelompok kecil
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemerintahan oligarki dikuasi oleh sekelompok elit yang memiliki uang dan kekuasaan. Pasalnya, orang-orang kaya sangat mudah masuk ke dalam pemerintahan untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan.
- Ketidaksetaraan materi
Ciri pemertintahan oligarki lainnya adalah ketimpangan sosial yang sangat menonjol, antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya memiliki kekuasaan dan bisa memicu konflik sosial di masyarakat.
- Kekuasaan hanya dimanfaatkan untuk mempertahankan kekayaan penguasa
Dalam pemetintahan oligarki, para penguasa hanya fokus untuk mempertahankan hegemoni mereka saja. Hal ini berlaku karena sistem oligarki memiliki prinsip siapa yang punya uang dialah yang berkuasa. Dengan begitu, mempertahankan kekayaan sama dengan mempertahankan kekuasan.
Contoh Negara Oligarki
Berikut beberapa contoh negara dengan sistem oligarki:
- Rusia
Rusia merupakan salah satu contoh Negara dengan sistem oligarki di dunia. Meskipun Vladimir Putin membantahnya, asumsi oligarki mempunyai pengaruh dalam pemerintahan Rusia masih santer terdengar.
- China
Praktik oligarki di China yang berdasarkan pada agama kembali terjadi setelah Mao Zedong meninggal pada tahun 1976. Orang-orang yang mengaku keturunan dari Delapan Dewa pun berkuasa.
Mereka mengendalikan mayoritas perusahaan milik negara, kesepakatan bisnis, dan mengizinkan kawin campur demi mempertahankan hubungan mereka dengan dewa.
- Iran
Selain menganut sistem Presidentil, Negara Iran juga dikendalikan oleh sistem oligarki berbasis agama dan kerabat dari koleganya.
Setelah kematian Ayatollah Ruhollah Khomeini pada tahun 1989, oligarki Islam mengambil kekuasaan di Iran, yang dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei.
- Arab Saudi
Dalam pemerintahan Arab Saudi, kekuasaan raja dibagi-bagi kepada keturunannya sendiri. Sebagai contoh, Raja Salman bin Abdulaziz, menunjuk putranya sendiri, Pangeran Mohammed bin Salman, sebagai pemegang utama di pemerintahan dan perusahaan minyak raksasa Aramco. Belum lagi putra Raja Salman lain yang juga diberi kekuasaan.
Demikianlah artikel kali ini tentang seputar oligarki. Semoga informasi ini ada guna dan manfaatnya bagi kita semua.