Mencintaimu Seribu Tahun Lagi

waiting

aku terlarut dalam riuhnya sepi
detak jam dinding masih menemani
suara jangkrik ditengah ilalang
meski lamat tapi jelas kudengar
bersama anganku mulai terbang
menembus langit langit kamar

malam terasa panjang dan tak bertepi
rinai gerimis merintih menunggu pagi
ruang batinku terasa dingin membeku
bergetar bibirku menahan selaksa rindu

terpasung didalam penantian
terhimpit diantara kegalauan
bercumbu mesra dengan bayangan
tenggelam dalam lautan kesepian

terkadang aku ingin menantang langit
mengapa tak segera turunkan cahaya
menerangi jalanku yang kian menyempit
agar tak tersesat menembus belantara

wahai bidadari penghuni khayangan
sudikah kau menemaniku berdendang
nyanyikan lagu tentang pengharapan
melepas kerinduan yang lama terpendam

dimanakah kini kau berada ?
sedemikian jauh kau berjalan
tinggalkan jejak kenangan jingga
yang tak pernah mampu kulupa

memori tentangmu masih bertebaran
mengisi setiap lembar catatan harian
walau samar namun masih mampu kubaca
sekedar mengenang cerita tentang kita

mungkinkah kau melihat bulan
yang kini tengah kupandangi ?
adakah waktu memberi kesempatan
agar kita dapat berjumpa lagi ?

setidaknya aku bisa menulis puisi
bersama airmata yang mengalir dipipi
dan bila saja dirimu bisa mengerti
aku ingin mencintaimu seribu tahun lagi

.oOo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.