Dibawah Titik Nadir

alone ship
kusaksikan air sungai mengalir menuju pantai
di bawah cahaya temaram di batas langit senja
kubiarkan airmata bergulir jatuh ke lantai
bersama detik waktu yang berjalan tanpa jeda

bunga matahari yang dulu mekar kuning bernas
kini luruh berserakan di sepanjang perjalanan
ranting kering sebagai hiasan pohon meranggas
berdiam diri menunggu musim datang bergantian

kumbang dan kupu-kupu tak pernah datang lagi
karna pucuk kembang tak mampu mendulang madu
kicau burung di atas dahan membawa kisah elegi
hari yang benderang kini terlukis warna kelabu

bagai tersesat dalam sampan di tengah samudera luas
ujung buritan terbelah oleh derasnya arus gelombang
resah menunggu do’a yang sekian lama tak terbalas
merengkuh dayung demi menggapai pulau di seberang

di dalam relung hatinya masih menyala lilin kecil
menerangi ruang batin yang nyaris putus pengharapan
menahan perih mendengar tangis anaknya yang mungil
maafkan aku karna tak penuhi apa yang kau inginkan

jemari tangan bergetar saat mengusap lembut dahinya
sebagai pertanda kasih terdalam kepada belahan jiwa
meski badai melanda namun tentu akan segera berakhir
tetap menyatu dalam perjalanan di bawah titik nadir

.oOo.
#donibastian
highlander 11/4/2016

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.