Kategori: Puisi

Kulihat jemari tuamu tetap menari-nari di atas pilinan kertas tak mau berhenti walau malam sudah … >

Doanya seperti mengetuk dinding-dinding kesunyian di pagi hari Aku tahu namaku disebut dalam doa-doa panjangmu, … >

Oleh: Winda Puspitasari Ia berjalan indah Seperti sang malam, langit tanpa awan Penuh gugusan bintang … >

ANGAN FATAMORGANA Oleh: Winda Puspitasari Kau adalah fatamorgana dalam gurun hatiku Haus ingin kumiliki Aku … >

Kulantunkan nada-nada pujian untukMu lewat dentingan biolaku Cericit dawainya melukiskan cinta untukMu dengan nada yang … >

Saat hujan mulai turun di bulan Desember… Kusuka hujan , karena rintik-rintik mu selalu membawa … >

Ya  Nabi, Aku masih ada rasa murka di hatiku Aku masih ada benci di hatiku … >

Mentari menyapa pagi dengan pancaran yang memayungi bumi ini sedangkan awan tipis sedang melayang-layang mengarungi … >

Tak kupungkiri saat-saat tangan ini mulai merajai di lembaran kosong… Menari-nari dalam sentuhan imajinasi alam … >

Pahlawan itu bukan hanya memanggul senjata Untuk melawan penjajah… Tapi bisa menjadi bagian dari negara … >

Dia suka jingga, karena saat itu senja mulai tiba senja membuatnya terlena dengan warna-warna jingga … >

Lentera kegelapan sampai saat ini masih menjuntai, aku lelah Aku masih terbaring dengan pikiran yang … >

Pinus-pinus yang melambaikan ranting-rantingnya tampak membuatnya menari-nari bersama angin yang mulai bertiup kencang Di saat … >

Aku masih memandang dari balik jeruji ini Hanya berteman dengan kesunyian, dia yang masih setia … >

Andai kau tahu aku bertahan hanya karena buah hatiku Keinginanmu tuk menikah lagi membuat sentakan … >