Barongsai

1327009376976497034

Barongsai
Puisi : Edy Priyatna

Setelah perang tertunda
seribu lima ratus sembilan puluh dua tahun yang lalu
boneka singa merah darah Zhong Que
kreasi seni istiadat tercipta
dalam masa kejayaan dinasti Nan Bei
ketika barisan Song Wen nyaris kewalahan
menghadapi serangan pasukan musuh
gemuruh barongsai sanggup mengusir
mengatasi gajah-gajah Fan Yang dari negeri Lin Yin

Sebuah perayaan kemenangan
menggantungkan angpao merah tinggi-tinggi
dengan selada air sebagai hadiah bagi sang singa
membuat kepala keras barongsai melonjak-lonjak
menari-nari lincah penuh dinamika
mengikuti ritme gemuruh hentakan
dalam alunan musik yang menggugah
berusaha naik meraih dan memakan Lay See

Sakralnya seni tarian tradisional
indah lestari nan melegenda
gerakan gemulai boneka singa utara
bersurai ikal nan berkaki empat
tampak mempesona lebih natural
dari singa selatan yang bersisik dan bertanduk
bagaikan jerapah Kilin bergerak lemah lembut
seiring tetabuhan tambur
bersama bebunyian gembreng
dibawah alunan simbal gong menggemuruh

Kini saat Gong Xi Fa Cai datang
orang-orang tionghoa menyambutnya gembira
barongsai menari serentak di atas bumi
bersama lenggak-lenggok liong naga
di seluruh penjuru belahan dunia
dengan paduan warna-warna
merah
hijau
hitam
kuning emas
putih perak
tanpa pernah mengenal adanya resesi

…………………………………………………………………..
Catatan :
Nan Bei = Dinasti Selatan-Utara (420-589 Masehi)
Song Wen = Salah satu Raja di Cina
Fan Yang = Salah satu Raja di Cina
Lin Yi = Nama Daerah di Cina
Zhong Que = Panglima perang dari kerajaan Song Wen
Angpao = Amplop merah
Lay See = Angpao yang berisi uang
Kilin = binatang jerapah
Gong Xi Fa Cay = Tahun Baru Cina/Imlek
…………………………………………………………………..

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.