Barongsai
Puisi : Edy Priyatna
Setelah perang tertunda
seribu lima ratus sembilan puluh dua tahun yang lalu
boneka singa merah darah Zhong Que
kreasi seni istiadat tercipta
dalam masa kejayaan dinasti Nan Bei
ketika barisan Song Wen nyaris kewalahan
menghadapi serangan pasukan musuh
gemuruh barongsai sanggup mengusir
mengatasi gajah-gajah Fan Yang dari negeri Lin Yin
Sebuah perayaan kemenangan
menggantungkan angpao merah tinggi-tinggi
dengan selada air sebagai hadiah bagi sang singa
membuat kepala keras barongsai melonjak-lonjak
menari-nari lincah penuh dinamika
mengikuti ritme gemuruh hentakan
dalam alunan musik yang menggugah
berusaha naik meraih dan memakan Lay See
Sakralnya seni tarian tradisional
indah lestari nan melegenda
gerakan gemulai boneka singa utara
bersurai ikal nan berkaki empat
tampak mempesona lebih natural
dari singa selatan yang bersisik dan bertanduk
bagaikan jerapah Kilin bergerak lemah lembut
seiring tetabuhan tambur
bersama bebunyian gembreng
dibawah alunan simbal gong menggemuruh
Kini saat Gong Xi Fa Cai datang
orang-orang tionghoa menyambutnya gembira
barongsai menari serentak di atas bumi
bersama lenggak-lenggok liong naga
di seluruh penjuru belahan dunia
dengan paduan warna-warna
merah
hijau
hitam
kuning emas
putih perak
tanpa pernah mengenal adanya resesi
…………………………………………………………………..
Catatan :
Nan Bei = Dinasti Selatan-Utara (420-589 Masehi)
Song Wen = Salah satu Raja di Cina
Fan Yang = Salah satu Raja di Cina
Lin Yi = Nama Daerah di Cina
Zhong Que = Panglima perang dari kerajaan Song Wen
Angpao = Amplop merah
Lay See = Angpao yang berisi uang
Kilin = binatang jerapah
Gong Xi Fa Cay = Tahun Baru Cina/Imlek
…………………………………………………………………..