Angin tak lagi menyapa pagi itu hanya awan berderak pergi perlahan
Membawa angan-angan menjujunjug sampai langit
Baluran rindu kubawa,
Ingin angin menyampaikan salam rinduku untuknya
Menggelitik nurani untuk tetap menyapamu lewat angin yang berhembus
Tapi kamu tak mau mendengarkan
Telingamu tertutup rapat, padahal angin selalu menyapamu dengann usapan lembut
Sampai terlihat awan-awan yang hanya bergerak perlahan mengikuti irama angin
Yang terus menyampaikan rinduku untuknya…
Tapi engkau tetap diam….
Lewat lembaran-lembaran awan yang membentuk kata cinta yang tertiup angin
Tapi kau tak bisa membaca isyarat alam
Sang pemilik hati hanya berharap kau datang padanya
Tuk nyatakan cinta
Menjawab risaunya…
Tapi kau gak bisa membaca alam ,
Hanya angin yang terdengar berisik di telingamu
Padahal kalau kau mau mendengarnya banyak rindu yang disampaikan lewat angin dan awan…
Akhirnya semua tinggal cerita
Cerita cinta berakhir duka….
Cirebon, 20 Agustus 2015.
Sumber gambar di sini
Sedih puisinya 🙁
sedih ya…