diary,
setiap aku menulis kata dilembarmu
tak kuasa menahan air mataku bergulir
mengapa kutercipta bagai makhluk dungu
terpagut derita tiada pernah berakhir
aku terkadang bertanya pada langit
mengapa tak kau terbitkan bintang
sekedar menerangi jiwaku yang sempit
mengurangi perih luka hati meradang
diary,
katakan padaku apa yang harus kulakukan
ketika nyanyian rindu mengiang ditelinga
mengajakku berdansa menjelang kematian
saat mengenang cintaku pergi entah kemana
haruskah aku bangun sebuah benteng besi
jadikan tempat dimana kubisa bersembunyi
berlari dari kejaran sejuta bayang wajahnya
datang menghantuiku disetiap malam tiba
mengapa aku masih bisa memeluk cinta ini
sementara aku sadar bahwa itu hanya ilusi
membawaku terbang bermain disela sela mega
tak mau peduli lagi bahwa semua telah tiada
diary,
bisakah kau melihat raut mukaku
yang nampak kusut dan tak beraturan
menunggu embun pagi yang membasuh
menepis semua sisa indahnya kenangan
bila saja kau bisa pergi dari sini
berjalanlah menuju ke ufuk utara
sampaikan saja apa yang terjadi
sedalam apa aku pendam cinta untuknya
bila saja aku masih diberi waktu
untuk berjumpa dengan rembulan
ingin aku persembahkan satu lagu
tentang sebuah hati yang kasmaran
diary,
mungkin memang sudah suratan takdirku
menghirup nafas sesak dalam kesunyian
berharap lebur dalam kasih sayang semu
menggenangi mimpiku entah sampai kapan
masih kugenggam sepotong pengharapan
terselip diantara jeritan suara hati
dibalik penantian setitik asa tersimpan
sinar mentari menembus tirai misteri
selamat malam, diary
kau adalah satu satunya saksi
betapa dalam rasa cintaku ini..
.oOo.