menyusuri titian jalan setapak
diantara pucuk runcing bebatuan
sepasang kaki telanjang menapak
melangkah pelan jaga keseimbangan
terhuyung dihempas hujan semalaman
tersengat terik mentari siang hari
sekujur tubuh kuyup basah kedinginan
kulit melepuh terbakar panas nurani
diujung pematang terdiam membatu
bening air menetesi pelupuk mata
bilik hatinya berdebar tak menentu
tersesat arah tak tahu lagi kemana
di atas ranting kering gelatik menangis
meringkuk lemah di dalam naungan ibunya
sepanjang pagi berselimut hujan gerimis
terpaksa bertahan seraya merangkai asa
wahai jiwa yang rebah di palung gelisah
hidup ini hanyalah mereguk waktu tersisa
ditengah musim kemarau merindu tanah basah
berkah tersembunyi dibalik kelam peristiwa
pabila waktu bergulir tak berpihak kepadamu
percayalah ini hanya satu kisah perjalanan
gemerlap bola dunia hanyalah bayangan semu
sekejab terhenti di batas gerbang keabadian
keteguhan imanmu adalah darah yang mengalir
menyatu di dalam ruang batin yang gundah
mendung gelap di awan akan segera berakhir
menatap wajah bulan di setiap jengkal langkah
urungkan niat tangan memutus urat nadi
setitik cahaya tersembunyi dibalik bukit
tegakkan tiang ibadah sebagai perisai diri
tercipta nuansa damai di masa yang sulit
meski Dia tampak hanya diam
namun Dia tak tinggal diam
seberkas sinar segera diturunkan
menyinari setiap jalan kehidupan
.oOo.
@donibastian – lumbungpuisi #299
greenfield – 16/06/2015
sumber gambar : http://kisahkisah.com/