Impas

impas
semusim kini tlah berlalu pergi
membawa selaksa kisah nostalgi
tinggalkan mimpi tanggalkan asa
tentangmu, tentangku dan kita

deru nafas cinta yang dulu sempat terhela
tampak kian pudar laksana datangnya senja
butiran airmata berlinang di sudut penglihatan
sebagai pertanda bahwa aku merasa kehilangan

saat putik bunga merindu belaian sayap kumbang
menunggu di setiap detik waktu tanpa kepastian
sejuta harap terselip di antara rumpun ilalang
diantara jeritan hati yang memecah keheningan

dalam diam kau memamanggil-manggil namaku
desah suaramu tertahan oleh dinding kamar
dalam gelisah kau merangkai angan-angan semu
lelah meraih mimpi yang tak mampu kau kejar

malam-malam panjang kau arungi seorang diri
berganti pagi saat bertemu dengan pujaan hati
namun segalanya berubah seiring waktu berjalan
tiada lagi kesempatan kita untuk berjalin tangan

meski dua hati masih menyimpan rindu begitu dalam
terkenang kembali kala pertama saling menahan rasa
maksud hati nyalakan api cinta yang tlah lama padam
jalinan kata terucap ternyata mengukir jalan berbeda

kau berpaling saat kumulai membutuhkanmu lagi
berkeras hati mempertahankan keangkuhan diri
sejenak terlupa akan segala cerita masa lalu
menghapus segala rasa yang pernah singgah dulu

bila mendung di pagi hari turunkan hujan gerimis
tiba giliran malam merintih menahan isak tangis
mungkin semuanya ini sebagai pengganti
kepedihan yang dulu pernah kau alami

dulu kau rasakan penderitaanmu kepadaku
kini kurasakan penderitaanku kepadamu
kini kita impas, kita impas..
ya, kita telah impas…

.oOo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.